Kamis, 14 Mei 2009
Klenteng Boen Bio
Dibangun 1906, diresmikan 1907. Mulanya bernama BOEN TJHIANG SOE berlokasi di Kapasan Dalam. Atas saran Kang Yu Wei yang datang ke Surabaya pada 1904, kelenteng khusus Konghuchu ini dipindahkan ke Jalan Kapasan.
BOEN BIO terkenal karena menjadi pusat perjuangan umat Konghuchu pada masa Orde Baru agar diakui sebagai agama resmi. Setelah Orde Baru tumbang, Konghuchu kembali diakui sebagai agama keenam.
Pada era revolusi, BOEN BIO juga menjadi tempat pengungsian penduduk. Konon, pernah ada bom yang dijatuhkan di dekat kelenteng, tapi tidak jadi meledak. Aktivitas BOEN BIO selalu padat sejak dulu. Mulai sekolah minggu, kebaktian Minggu (anak dan dewasa), akupunktur, hingga bakti sosial.
Klenteng Hok An Kiong
Kelenteng paling tua di Surabaya, didirikan pada 1830 oleh Hok Kian Kong Tik di Jalan Coklat (dulu Tepekong Straat). Mula-mula kelenteng ini tempat menginap sementara orang yang baru datang dari Tiongkok. Lama-kelamaan dirasa perlu ada kelenteng bagi mereka untuk beribadah.
Tukang-tukang didatangkan langsung dari Tiongkok, juga bahan-bahan bangunan. Saat ini HOK AN KIONG dikelola oleh Yayasan Sukhaloka. "Setiap hari selalu ramai orang sembahyang atau sekadar berkunjung. Yang penelitian pun banyak," kata M. Halim, penjaga kelenteng.
Ramal-meramal ala Tiongkok pun ada di sini. Sembahyang rutin setiap tanggal 1 dan 15 Imlek selalu ramai.
Vihara Buddha Kirti
Pada bagian lantai dasar digunakan sebagai ruang kuti, perputakaan, sekolah minggu sedangkan bagian atas digunakan sebagai dhammasala. Salah satu kekurangan vihara ini adalah kita akan cukup repot dengan lahan parkir yang sempit. Namun bila ingin menemukan muda mudi, vihara ini paling mudah ditemui. Sebab rata-rata yang hadir disini merupakan anak sekolah dan anak kuliahan.
Vihara Eka Dharma Loka
Vihara Eka Dharma Loka ini terletak di Jl. Babatan Pantai Utara 9/67 Surabaya, merupakan vihara yang berada di sebelah utara kota Surabaya. Apabila kalian pernah ke pantai Kenjeran, nah vihara ini bisa kalian kunjungi.
Vihara ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar digunakan sebagai perpustakaan, ruang makan bhikkhu, kuti bhikkhu, sekertariat, sedangkan lantai atas sebagai dhammasala. Pengembangan pembangunan juga terus dilakukan yaitu dengan rencana pembangunan kuti. Silakan datang ke vihara edaka bila berkunjung ke Surabaya